Keunikan Rumah Adat di Sulawesi Tenggara Serta Penjelasanya
Waktu dahulu, mungkin dipelajaran IPS kalian ada yang masih ingat dengan salahsatu pulau yang dapat membuahkan aspal yang masih masuk dalam provinsi berikut ini? Yaa, biasa kita sebut Pulau Buton namanya. Pulau Buton terletak pada bagian tenggara dari Pulau Sulawesi dan termasuk salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Selain itu di Buton, pada zaman dahulu juga terdapat Kesultanan Buton yang mempunyai peninggalan berupa jejak peradaban. Salahsatu jejak peninggalan dari peradapan zaman dahulu yang masih dapat kita lihat hingga saat ini yakni sebuah bangunan rumah adat di Sulawesi Tenggara.
Rumah Adat Sulawesi Tenggara
|
Sedangkan kabupatennya merupakan Kabupaten Buton, Bombana, Buton Tengah, Buton Selatan, Buton Utara, Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Konawe Utara, Muna, Muna Barat dan Wakatobi.
Sulawesi Tenggara sendiri didiami oleh Suku mayoritas, dan yang menjadi mayoritas itu sendiri ialah suku Buton. Selain itu, juga terdapat banyaknya suku-suku lain, yakni suku Tolaki, Muna, Wawonii dan Morenene.
Mungkin Suku buton saat ini dikenal dengan sebutan Suku Walio. Suku walio inilah salahsatu pewaris dari rumah adat Banua Tada, yang menjadi Rumah Adat Propinsi Sulawesi Tenggara.
Akan tetapi, selain suku walio, ternyata suku Tolaki mempunyai rumah adat bernama Laika, walaupun Laika tidak dijadikan salahsatu rumah khas propinsi sulawesi tenggara namun, laika mempunyai keunikan khas rumah adat tersendiri. Kini pertama akan saya ulas mengenai Rumah Adat Banua Tada.
Rumah Adat Banua Tada
Rumah Adat Banua Tada via Instagram.com |
Rumah adat Banua Tana merupakan rumah adat yang berbentuk sepertihalnya rumah panggung yangmana material utamanya menggunakan bahan kayu, tanpa memakai paku untuk bahan perekatnya.
Kata Banua Tada berasal dari 2 kata, yaity Banua yang berarti rumah, Tada yang berarti siku. Maka, Banua Tada memiliki arti rumah siku.
Kini dapat dilihat dari kegunaan rumah adat banua tada, yakni rumah adat Banua Tada dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu
Yaitu salah satu rumah siku yang mempunyai tiga tiang sebagai tempat tinggal orang biasa.
Banua tada tare pata pale :
Yaitusalahsatu rumah siku yang mempunyai empat tiang sebagai tempat tinggal pejabat dan juga pegawai istana.
Kamali atau malige :
Yaitusalahsatu rumah siku yang mempunyai empat tiang sebagai tempat tinggal pejabat dan juga pegawai istana.
Kamali atau malige :
Kamali atau malige via Instagram.com |
Yakni salah satu istana, sekaligus rumah tempat tinggal raja dan anggota keluarganya.
Rumah adat Kamali atau Malige yang hingga saat ini dikenal sebagai peninggalan kesultanan Buton dan biasa disebut sebagai Rumah Adat Sulawesi Tenggara. Selain itu, di Kamali sendiri juga terdapat hiasan dan simbol-simbol yang memiliki konsep dan corak tersendiri yang dipengaruhi oleh ajaran tasawuf.
Adapun hiasan dan Simbol ini juga memiliki lambang kearifan lokal, nilai-nilai budaya dan cerita dari peradaban kesultanan Buton pada zaman dahulu.
Material Rumah Adat Banua Tada
Adapun bahan material utama yang digunakan dalam bangunan Rumah Adat Sulawesi Tenggara yakni kayu pohon jati, nangka dan juga bayem. Ketiga kayu tersebut digunakan sebagai dinding, tiang, tangga, pasak dan juga rangka atap.
Selain itu juga menggunakan material bambu, yang sebelumnya sudah direndam dalam air laut sebagai lantainya, dan menggunakan daun nipa atau rumbia sebagai penutup atap rumah.
Tanda Pada Rumah Rumah Adat Banua Tada
Terdapat beberapa hal yang menjadi perbedaan dalam ketiga jenis Banua Tada. Yaitu Perbedaan yang sangat terlihat terdapat pada bangunan Kamali/Malige, yangmana bertujuan sebagai salahsatu penanda dari tempat tinggal seorang sultan/raja sebagai sosok pengayom, pemimpin dan pelindung rakyat.
Rumah adat Kamali atau Malige yang hingga saat ini dikenal sebagai peninggalan kesultanan Buton dan biasa disebut sebagai Rumah Adat Sulawesi Tenggara. Selain itu, di Kamali sendiri juga terdapat hiasan dan simbol-simbol yang memiliki konsep dan corak tersendiri yang dipengaruhi oleh ajaran tasawuf.
Adapun hiasan dan Simbol ini juga memiliki lambang kearifan lokal, nilai-nilai budaya dan cerita dari peradaban kesultanan Buton pada zaman dahulu.
Material Rumah Adat Banua Tada
Adapun bahan material utama yang digunakan dalam bangunan Rumah Adat Sulawesi Tenggara yakni kayu pohon jati, nangka dan juga bayem. Ketiga kayu tersebut digunakan sebagai dinding, tiang, tangga, pasak dan juga rangka atap.
Selain itu juga menggunakan material bambu, yang sebelumnya sudah direndam dalam air laut sebagai lantainya, dan menggunakan daun nipa atau rumbia sebagai penutup atap rumah.
Tanda Pada Rumah Rumah Adat Banua Tada
Terdapat beberapa hal yang menjadi perbedaan dalam ketiga jenis Banua Tada. Yaitu Perbedaan yang sangat terlihat terdapat pada bangunan Kamali/Malige, yangmana bertujuan sebagai salahsatu penanda dari tempat tinggal seorang sultan/raja sebagai sosok pengayom, pemimpin dan pelindung rakyat.
Perbedaan Konstruksi Rumah pada 3 Jenis Banua Tada | |||
---|---|---|---|
Jumlah tiang | Susunan bangunan | Lantai rumah | |
Kamali/Malige | 8 tiang samping | 4 tingkat | Dibuat dari kayu yang disusun secara bertingkat-tingkat |
Banua tada tare pata pale | 6 tiang samping | 1 tingkat | Tidak bertingkat |
Banua tada tare talu pale | 4 tiang samping | 1 tingkat | Dibuat dari bambu yang sudah tua dan tidak bertingkat |
Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
Lantai rumah
Yang terbuat dari kayu disusun secara bertingkat-tingkat,
Tidak bertingkat,
Dibuat dari bambu yang sudah tua dan, tidak bertingkat.
Secara umum, konstruksi dari ketiga jenis Rumah Adat Sulawesi Tenggara ini memiliki jenis karakter tersendiri yang menjadi cirikhasnya masing-masing.
Tiang
Rumah Kamali/Malige, bahan kayu yang digunakan berbentuk segi empat, sedang untuk rumah orang biasa, tiang kayu mempunyai bentuk bulat.
Adapun setiap tiang diberi lubang guna menggabungkan antara tiang satu dengan tiang yang lainnya. Adapun tiang pertama dipasang yaitu tiang tiang pusat/ tiang utama kemudian baru menyusul pemasangan tiang-tiang berikutnya.
Pondasi (Sendi)
Pondasi(Sendi) disusun dari batuan gunung atau sungai yang berbentuk pipih dan yang tidak menggunakan bahan perekat lain.
Dinding
Rumah Adat Sulawesi Tenggara mempunyai dinding berbahan papan kayu, yang disusun disepanjang kerangka dinding.
Atap
Rumah Adat Sulawesi Tenggara mempunyai atap rumah yang terbuat dari rangka bambu/kayu dengan nipah/rumbia yang digunakan sebagai penutupnya.
Lantai
Untuk malige, lantainya berbahan kayu jati. Hal ini menunjukkan sebagai gambaran dari status sosial sang raja atau sultan yang memiliki filosofi bahwa, sultan merupakan sosok yang memiliki kepribadian tenang seketika berhadapan dengan berbagai persoalan.
Rumah Adat Laika/Rumah adat suku Tolaki
Lantai rumah
Yang terbuat dari kayu disusun secara bertingkat-tingkat,
Tidak bertingkat,
Dibuat dari bambu yang sudah tua dan, tidak bertingkat.
Secara umum, konstruksi dari ketiga jenis Rumah Adat Sulawesi Tenggara ini memiliki jenis karakter tersendiri yang menjadi cirikhasnya masing-masing.
Tiang
Rumah Kamali/Malige, bahan kayu yang digunakan berbentuk segi empat, sedang untuk rumah orang biasa, tiang kayu mempunyai bentuk bulat.
Adapun setiap tiang diberi lubang guna menggabungkan antara tiang satu dengan tiang yang lainnya. Adapun tiang pertama dipasang yaitu tiang tiang pusat/ tiang utama kemudian baru menyusul pemasangan tiang-tiang berikutnya.
Pondasi (Sendi)
Pondasi(Sendi) disusun dari batuan gunung atau sungai yang berbentuk pipih dan yang tidak menggunakan bahan perekat lain.
Dinding
Rumah Adat Sulawesi Tenggara mempunyai dinding berbahan papan kayu, yang disusun disepanjang kerangka dinding.
Atap
Rumah Adat Sulawesi Tenggara mempunyai atap rumah yang terbuat dari rangka bambu/kayu dengan nipah/rumbia yang digunakan sebagai penutupnya.
Lantai
Untuk malige, lantainya berbahan kayu jati. Hal ini menunjukkan sebagai gambaran dari status sosial sang raja atau sultan yang memiliki filosofi bahwa, sultan merupakan sosok yang memiliki kepribadian tenang seketika berhadapan dengan berbagai persoalan.
Rumah Adat Laika/Rumah adat suku Tolaki
Rumah Adat Laika/Rumah adat suku Tolaki via Instagram.com |
Laika (Konawe) merupakan salahsatu Rumah adat yang memiliki bentuk ukuran yang lumayan besar dan memiliki bentuk persegiempat, dengan berbahan kayu guna material dasarnya.
Bangunannya terdiri dari atap dan lantai, dengan berbahan tiang-tiang yang lumayan banyak dan memiliki ukuran besar, sebagai penopangnya serta memiliki tinggi kurang lebih 20 kaki dari dasar tanah.
Suku Tolika dan suku Wolio sesungguhnya mempunyai persamaan dalam Rumah adat.
Kedua suku tersebut membangun berbagai tempat tinggal/tempat berkumpul menggunakan sistem nilai budaya yang biasa disebut dengan kosmologi alam, yang kemudian dibagi dan dimisalkan sepertihalnya tubuh manusia.
Kalian dapat memperhatikan, pada bagian depan rumah adat Laika yang dimisalkan sebagai tangan kiri dan kanan, yang di tengahnya ibarat sebuah dagu.
Sedangkan pada bagian tengah rumahnya, dimisalkan sebagai dua lutut dengan tali pusar yang berada ditengahnya. Kemudian pada bagian belakang rumah berbentuk sepertihalnya dua pasang kaki kanan dan kiri.
Selain itu berdasarkan kebutuhannya, Rumah adat Laika terdiri beberapa macam yaitu :
a. Laika Mbu’u (rumah pokok / rumah induk)
Bangunannya terdiri dari atap dan lantai, dengan berbahan tiang-tiang yang lumayan banyak dan memiliki ukuran besar, sebagai penopangnya serta memiliki tinggi kurang lebih 20 kaki dari dasar tanah.
Suku Tolika dan suku Wolio sesungguhnya mempunyai persamaan dalam Rumah adat.
Kedua suku tersebut membangun berbagai tempat tinggal/tempat berkumpul menggunakan sistem nilai budaya yang biasa disebut dengan kosmologi alam, yang kemudian dibagi dan dimisalkan sepertihalnya tubuh manusia.
Kalian dapat memperhatikan, pada bagian depan rumah adat Laika yang dimisalkan sebagai tangan kiri dan kanan, yang di tengahnya ibarat sebuah dagu.
Sedangkan pada bagian tengah rumahnya, dimisalkan sebagai dua lutut dengan tali pusar yang berada ditengahnya. Kemudian pada bagian belakang rumah berbentuk sepertihalnya dua pasang kaki kanan dan kiri.
Selain itu berdasarkan kebutuhannya, Rumah adat Laika terdiri beberapa macam yaitu :
a. Laika Mbu’u (rumah pokok / rumah induk)
Laika Mbu’u (rumah pokok / rumah induk) via Instagram.com |
Diberi sebutan rumah pokok, karena Laika Mbu’u memiliki bentuk yang lebih besar dari rumah biasa.
Dan biasanya laika mbu'u dibangun berada disekitar pinggir ladang atau kebun, kemudian ketika menjelang masa panen, biasanya rumah ini dihuni oleh beberapa keluarga.
b. Laika Landa
Laika landa biasanya dibangun ditengah maupun dipinggir kebun, yang ditinggali oleh satu keluarga, dimana selama pengolahan hasil kebun hingga proses panen itu selesai.
Setelah usai dilakuakanya panen dan padi telah disimpan kedalam lumbung, rumah ini kemudian tidak lagi dihuni.
c. Laika Patande
Laika patande ialah salahsatu rumah yang bangunannya berada ditengah-tengah perkebunan, yang difungsikan sebagai tempat beristirahat. Selain itu laika patande juga memiliki ukuran rumah yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan laika landa.
d. Laika Kataba
Laika kataba ialah sejenis rumah yang terbuat dari papan. Dimana bangunannya terbuat dari material papan dan balok.
Dan Laika Kataba sendiri dibangun dengan menggunakan sandi atau kode tertentu.
e. Laika Nggoburu atau Laika Sorongga
laika nggoburu atau Laika sorongga adalah sebuah rumah makam bagi sang sultan / raja pada masa atau dijadikan salahsatu rumah makam bagi keluarga raja. Selain itu, Rumah ini juga ditempati dan dijaga oleh para budak beserta keluarganya.
f. Laika Mborasaa
Laika Mborasaa merupakan sebuah bangunan rumah yang letaknya berada di tempat tertentu, yangmana digunakan sebagai salahsatu tempat beristirahat dan tempat berjaga bagi orang-orang yang telah melaksanakan tugas penggal kepala (mengayau) kebeberapa tempat didaerah sulawesi tenggara.
g. Komali
Komali merupakan sebuah rumah besar (laika owose) yang difungsikan guna rumah khusus sebagai tempat tinggal Sang Raja. Yang berbentuk seperti rumah panggung, yang menggunakan tiang-tiang berbentuk bulat yang tidak menggunakan pondasi.
Kini tang-tiang bangunan rumah Komali ditanam dengan kedalaman satu hasta. Sebelum ditanam kedalam tanah, sebelumnya tiang tersebut dibakar pada bagian permukaan tiang hingga jadi, agar tidak mudah dimakan oleh rayap.
kemudian dibungkus menggunakan ijuk dan diikat per segmen memakai rotan supaya arangnya tetap melekat di selubung tiang.
Rumah Komali ini amat kuat dan tinggi. Tinggi tiangnya jika dari permukaan tanah sampai ke permukaan lantai kira-kira 2 meter dan dibuat cukup tinggi agar kerbau bisa masuk.
Komali memiliki Jumlah tiang sebanyak 40 tiang ( tidak termasuk tiang teras dan tiang dapur). 40 tiang memiliki arti sesuai jumlah yang persyaratan seseorang ketika meminang, yaitu 40 lembar daun sirih dan 40 pinang.
h. Laika wuta
Laika wuta ialah sebuah rumah yang mempunyai kegunaan sebagai tempat tinggal, akan tetapi rumah tersebut memiliki ukuran yang lebih kecil dari laika landa, dan memiliki bentuk atap sepertihalnya rumah jengki.
Diatas merupakan salahsatu penjelasan mengenai pemaparan tentang rumah adat Sulawesi Tenggara ( Rumah Banua Tada ) dan Rumah Laika.
Semoga dengan gambar-gambaran yang telah disampaikan, bisa membuat para wisatawan untuk semakin mengenal dengan salahsatu peninggalan hasil budaya bangsa. Semoga bisa bermanfaat😇.
Jangan lupa di klik, like dan share dibawah, sebagai salahsatu bentuk pengenalan budaya dan kearifan lokal kepada sobat lainnya, Terimakasih banyak, Assalamu'alaikum Wr Wb
For Complete Post, Please Visit Site map
Post a Comment